29 January 2007

Januari

Januari sudah hampir habis padahal saya belum begitu sempat menikmatinya. Jangankan untuk bernafas, istirahat saja sepertinya sulit sekali di tiga minggu pertama Januari ini. Sakit pun sudah bukan menjadi halangan lagi dan pain killers akhirnya pun menjadi sahabat dekat.

Mari kita flash back sejenak ke awal Januari.

Kehadiran si pendamping hidup di samping saya telah membuka awal tahun ini dengan sedikit berbeda. Dan ketika jam berdentang 12 kali, renungan singkat dan petuah-petuah penuh makna dari mertua dan kakak ipar pun mengisi relung rindu dalam hati. Relung rindu yang begitu terasa sehingga tanpa sadar air mata pun menetes ketika doa dipanjatkan. Relung rindu yang muncul akan nasihat papa, mama dan abang-abang... huh, baru juga tahun baru pertama, kok dah kangen sama rumah...

Cuti sehari yang didapat sepertinya sangat benar-benar tidak berarti. Letih di badan serasa menempel dengan akrab tanpa mau lepas. Dan letih pun semakin menjadi sahabat ketika sudah menginjakkan kaki di lantai 5, Gedung Graha Inti Fauzi, Mampang, terlebih ketika jadwal roadshow ke 7 cabang (4 diantaranya di luar kota) dalam 2 minggu pertama di Januari menghadang.

Roadshow dan letih mungkin tidak akan begitu terasa bila sakit gigi graham tidak setia mendampingi dalam jadwal roadshow saya. Kombinasi antara perjalanan jauh, laptop dan infocus yang berat dan sakit gigi graham yang amat sangat ruarrrr biasaaa menghiasi presentasi berdurasi 2 jam yang saya harus lakukan di cabang-cabang. Dan memang hanya kebaikan Tuhan yang benar-benar mendampingi saya sehingga bisa menyelesaikan tugas dengan baik.

Setelah mendarat di Cengkareng dari Bali, saya memaksa si pendamping hidup untuk mengantar saya ke dokter gigi. Saya harus dapatkan obat hari itu juga karena pain killers yang saya konsumsi sudah tidak mempan lagi dan terlebih karena dua hari kemudian dari hari itu saya harus terbang lagi ke Medan. Percayalah, sakit gigi ketika pesawat mendarat bisa menjadi faktor yang sangat tepat untuk berteriak kencang dan memberikan seluruh awak pesawat dan penumpang serangan jantung. Dan akhirnya saya berangkat ke Medan dengan pain killers yang lebih baik dan dengan vonis bahwa setelah roadshow saya harus operasi gigi...

Medan dan Balikpapan terlewati dengan baik, thanks to those pain killers... dan akhirnya sampai juga saya di dokter gigi (lagi). Suntikan-suntikan bius, tangisan dalam sunyi, bunyi bor, bunyi tang, benang-benang halus untuk merapatkan yang terbuka pun satu persatu selesai... dan akhirnya gigi graham itu pun terangkat!!!! HOORAY... eh, tapi jangan senang dulu, after effect nya ternyata tak begitu menyenangkan, mulut tak bisa mangap, makanan lembut selama tiga hari dan hobby tertawa keras pun tak dapat dilakukan... *sigh*. Tapi tak mengapa, setidaknya saya tak perlu lagi menahan tangis di dalam tidur.. ah senangnya...

And by the time semua itu sudah selesai di lakukan, ternyata saya sudah berada di penghujung minggu ketiga Januari.. Minggu yang saya tutup dengan tugas mengajar training di Pluit, minggu yang di tutup dengan berita bahwa gaji yang baru belum akan dibayarkan bulan ini, minggu yang sangat melelahkan...

And here I'm now... satu hari sebelum Januari tertutup rapat, mencoba mengingat akan hal-hal apa saja yang belum saya lakukan di bulan ini.. resolusi tahun baru yang tidak selesai, keinginan menyalon untuk sekedar memanjakan badan yang tidak sempat dilakukan, financial planning of the year yang seharusnya sudah dijalankan dan berkonsultasi ke dokter kandungan yang selalu tertunda... bagaimana bisa hamil yah kalo begini terus? *garuk garuk kepala*

Wah sepertinya Februari akan menjadi lebih padat juga karena banyak hal yang tertunda yang seharusnya sudah saya lakukan di bulan pertama tahun ini....

Bagaimana dengan Januari kamu?